STEI ITB dan DRI ITB Selenggarakan Kuliah Umum Pengelolaan Data Riset Efektif Bersama Ao.univ.Prof. Dr. Andreas Rauber dari TU Wien, Wina
Bandung, 18 Juni 2025 – Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB dan Direktorat Riset dan Inovasi ITB (DRI-ITB) telah menggelar Studium Generale bertema “From Chaos to Clarity: Strategies for Effective Research Data Management in Universities”. Acara ini menghadirkan Ao.univ.Prof. Dr. Andreas Rauber dari Vienna University of Technology (TU Wien) sebagai pembicara utama, dengan Dr. tech. Wikan Danar Sunindyo, S.T, M.Sc. sebagai moderator. Kuliah umum berlangsung di Ruang Auditorium Lantai 8 Gedung CRiMSE (d.h. PAU), Kampus ITB Ganesha.
Peserta datang dari berbagai fakultas di ITB, seperti FTMD, FMIPA, dan STEI, serta perwakilan dari Pusat ITB dan BRIN.
Prof. Andreas Rauber memaparkan pentingnya Research Data Management (RDM) dalam meningkatkan kualitas dan efisiensi penelitian, sekaligus memastikan reproducibility ilmiah. Ia menyoroti kasus Reinhart dan Rogoff yang terbukti memiliki kesalahan Excel dalam data, menekankan risiko buruknya pengelolaan data.
Manfaat dan Tantangan RDM
Manfaat RDM meliputi peningkatan visibilitas dan dampak ilmiah melalui data citation, memfasilitasi kolaborasi, serta memenuhi persyaratan lembaga pendanaan dan penerbit.
Namun, tantangan RDM masih besar, seperti beban pengelolaan data pada peneliti, kurangnya infrastruktur dan kebijakan terintegrasi, serta perlunya kolaborasi antara peneliti, pustakawan, bagian hukum, IT, dan administrasi.
Model Infrastruktur RDM TU Wien
Prof. Rauber memaparkan ekosistem RDM terintegrasi di TU Wien, yang mencakup:
- Repositori Publikasi (DSpace – Repositum) untuk karya tulis ilmiah.
- Repositori Kode Sumber (GitLab).
- Repositori Data Penelitian (Invenio) untuk file digital.
- Repositori Basis Data (DBRepo) untuk data terstruktur, mendukung data versioning dan akses API.
- DAMAP untuk membuat Data Management Plans (DMP) machine-actionable.
- JupyterHub sebagai platform komputasi cloud.
- OSSDIP (pilot) untuk analisis data sensitif dengan konsep data visiting.
Semua sistem ini mengadopsi prinsip FAIR (Findable, Accessible, Interoperable, Reusable), yang memungkinkan data ditemukan dan digunakan kembali secara efisien. Contoh nyata penggunaan infrastruktur ini adalah pemantauan kualitas udara, monitoring jalur metro, data COVID-19, dan pabrik pintar.
Survei menunjukkan dokumentasi dan tutorial menjadi indikator kualitas paling dipercaya dalam data dan kode, meski mayoritas responden tidak menguji ulang kode/data yang digunakan.
Prof. Andreas Rauber menyimpulkan, infrastruktur RDM esensial untuk penelitian berkualitas tinggi. Ia menekankan bahwa tidak ada satu sistem tunggal yang dapat memenuhi semua kebutuhan; integrasi dan pendekatan bertahap sangat diperlukan. RDM mendukung transformasi digital penelitian dan meningkatkan reputasi institusi. Meskipun tantangan terbesar adalah biaya, tenaga ahli, dan dukungan organisasi, pertanyaan krusialnya adalah “Berapa biaya jika kita tidak melakukannya?”
Sesi tanya jawab menghadirkan penanya seperti Yeni Sanovia dan Ahmad Saufi dari STEI ITB, Muhammad Hikhal Fadhilah dari Pusat Teknologi Instrumentasi dan Otomasi ITB, serta Dwiyanto Wahyu Ari Nugroho dari Direktorat RMPI BRIN. Acara ditutup oleh moderator, Dr. tech. Wikan Danar Sunindyo.