KSTI 2025: Menyulap Limbah Jadi Emas Hijau Kiprah PUI Nutrasetikal ITB di KSTI 2025
Oleh: Moch. Fahry Rizal
PUI Nutrasetikal ITB menunjukkan bahwa kemandirian teknologi dan ekonomi dapat lahir dari biodiversitas kita sendiri.
Pada perhelatan KSTI 2025, PUI Nutrasetikal ITB melalui spin-off komersialnya, PT EBM Scitech, tampil dengan tema “Inovasi Sains untuk Dampak Nyata: Menjembatani Potensi dan Pencapaian Melalui Riset dan Teknologi.”
Tema tersebut tidak hadir begitu saja, melainkan lahir dari perjalanan panjang membangun sebuah model hilirisasi riset yang terintegrasi dan berkelanjutan. Di dalamnya tercermin keyakinan bahwa riset akademis tidak cukup berhenti di jurnal, tetapi harus menjelma menjadi solusi nyata bagi masyarakat dan industri.
Kontribusi utama PUI Nutrasetikal dalam forum ini adalah menampilkan sebuah ekosistem inovasi yang menyeluruh. Ekosistem tersebut dimulai dari riset fundamental yang tumbuh di lingkungan akademis, dilanjutkan dengan pengembangan teknologi proses serta peralatan, kemudian menghasilkan produk antara dengan standar tinggi, hingga akhirnya melahirkan produk jadi yang siap bersaing di pasar.
Melalui sinergi dengan Pusat Penelitian Biosains & Bioteknologi serta Pusat Penelitian Nanosains & Nanoteknologi (PPNN) ITB, PUI Nutrasetikal menunjukkan bagaimana potensi biodiversitas lokal — yang sering kali terabaikan atau bahkan dianggap limbah — dapat ditransformasi menjadi sumber nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi bangsa.
Salah satu contoh konkret adalah program terobosan bertajuk “Emas Hijau dari Limbah Singkong.” Program ini merepresentasikan filosofi PUI: mengubah masalah menjadi solusi melalui pendekatan ilmiah. Daun singkong, yang selama ini hanya menjadi limbah pertanian dengan volume 2–3 ton per hektare, ditransformasikan menjadi sumber bioflavonoid bernilai tinggi.
Melalui platform teknologi ekstraksi dan purifikasi berbasis green technology, tim berhasil mengisolasi Cassava Bioflavonoids (CBDs) dengan kemurnian yang sangat tinggi, sekaligus membuktikan bahwa proses ini efisien, ramah lingkungan, dan skalabel untuk kebutuhan industri.
Dua senyawa utama, Rutin dan Nicotiflorin, memiliki khasiat farmakologis yang luas — mulai dari antioksidan, antidiabetes melalui inhibisi enzim α-glukosidase, antihiperlipidemia, hingga potensi besar untuk penanganan sindrom metabolik. Dengan basis bukti tersebut, CBDs dapat diposisikan sebagai bahan baku aktif lokal yang kompetitif untuk industri suplemen kesehatan.
Tak berhenti pada proses, PUI juga menghadirkan inovasi peralatan melalui EBM Scitech Radial Chromatography (ERSCH).
Alat kromatografi radial ini dirancang dan diproduksi di dalam negeri, menjawab kebutuhan akan instrumen laboratorium yang aman, efisien, dan ramah lingkungan. Sistem tertutup penuh melindungi pengguna dari paparan uap pelarut, sementara desain dengan kipas pembuangan dan filter memastikan emisi minimal. Panel kontrol terintegrasi memungkinkan pengaturan presisi, sekaligus menegaskan posisi ERSCH sebagai produk “Bangga Buatan Indonesia” yang memperkuat kemandirian teknologi nasional. Kehadiran alat ini menunjukkan bahwa inovasi PUI tidak hanya menghasilkan bahan aktif, tetapi juga menciptakan perangkat pendukung yang esensial bagi riset dan industri.
Dari sisi hilirisasi, rangkaian inovasi ini telah melahirkan produk yang konkret.
Sibidoo, misalnya, merupakan suplemen anak yang memadukan ekstrak daun singkong kaya bioflavonoid dengan madu murni serta ekstrak temulawak yang diproses menggunakan nanoteknologi untuk meningkatkan bioavailabilitas. Produk ini diformulasikan khusus untuk mendukung nafsu makan dan daya tahan tubuh anak.
Sementara itu, MarkHerb hadir sebagai solusi atas absennya standar dalam industri herbal nasional. Dengan menyediakan lebih dari 182 bahan acuan bersertifikat dari tanaman herbal asli Indonesia, MarkHerb menjadi fondasi penting bagi riset valid, kontrol kualitas industri, dan standardisasi produk herbal nasional.
Keberhasilan MarkHerb tidak berhenti di dalam negeri; produk ini telah digunakan oleh universitas dan industri di seluruh Indonesia, bahkan berhasil menembus pasar internasional seperti Jepang, Korea Selatan, India, dan Amerika Serikat.
Pada ranah gaya hidup, PUI juga memperkenalkan NüU Reboot, lini skincare berbasis Tamanu Polyphenol, serta MusMus, minyak esensial multifungsi yang diramu dari rempah asli Indonesia.
Rangkaian inovasi ini dirancang bukan hanya untuk menghadirkan produk, tetapi juga untuk menciptakan dampak ekonomi yang berlapis dan berkelanjutan.
Transformasi daun singkong menjadi komoditas bernilai tinggi memberikan pendapatan tambahan bagi petani sekaligus mengurangi ketergantungan mereka pada harga umbi singkong yang fluktuatif.
Melalui kemitraan adil dengan kelompok tani seperti Masyarakat Singkong Indonesia, PUI memastikan bahwa manfaat ekonomi dirasakan langsung oleh masyarakat di tingkat akar rumput.
Pada skala yang lebih luas, produksi bahan baku aktif lokal berkualitas tinggi juga membantu industri farmasi, nutrasetikal, dan kosmetik nasional untuk mengurangi ketergantungan pada impor, menghemat devisa negara, dan memperkuat daya saing. Lebih jauh, pendekatan ini merupakan implementasi nyata dari prinsip circular economy dalam agrikultur, yang tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mendorong pertanian berkelanjutan sejalan dengan agenda SDGs.
Pengalaman panjang PUI Nutrasetikal dalam mengalirkan inovasi dari laboratorium ke pasar memberikan sejumlah rekomendasi strategis bagi pemerataan ekonomi berbasis sains:
- Hilirisasi harus berbasis pada potensi lokal yang unik.
Indonesia memiliki biodiversitas yang luar biasa, dan di situlah letak kekuatan sejatinya. Pemanfaatan biodiversitas sebagai fondasi industri riset bukan hanya menghadirkan karakter yang kuat, tetapi juga menciptakan keunggulan kompetitif yang sulit ditiru negara lain. - Pemerataan ekonomi melalui inovasi menuntut ekosistem kolaboratif.
Sinergi quadruple helix — akademisi sebagai penghasil talenta dan inovasi, industri sebagai motor komersialisasi, pemerintah sebagai fasilitator kebijakan, serta komunitas sebagai penyedia bahan baku sekaligus penerima manfaat — harus berjalan secara harmonis. - Daya saing global hanya dapat diraih melalui standardisasi berbasis teknologi.
Pasar internasional menuntut mutu tinggi dan bukti ilmiah yang kuat; karena itu, investasi pada teknologi analisis, pengembangan bahan acuan, serta fasilitas produksi berstandar internasional merupakan syarat mutlak.
Inisiatif seperti MarkHerb memperlihatkan bahwa langkah ini bukan sekadar wacana, melainkan strategi nyata untuk mengangkat citra industri herbal dan nutrasetikal nasional.
