Enter your keyword

Kuliah Tamu: “Macromolecular Chemistry & International Collaboration” bersama Prof. Katja Loos (University of Groningen)

Kuliah Tamu: “Macromolecular Chemistry & International Collaboration” bersama Prof. Katja Loos (University of Groningen)

Kuliah Tamu: “Macromolecular Chemistry & International Collaboration” bersama Prof. Katja Loos (University of Groningen)

Pakar kimia makromolekul terkemuka dunia, Prof. Katja Loos dari University of Groningen, Belanda, baru-baru ini memberikan kuliah tamu di hadapan sivitas akademika Institut Teknologi Bandung (ITB), pada hari Rabu, 29 Oktober 2025, pukul 9.00 – 11.00 WIB, di Ruang Auditorium, lantai 8 Gedung CRiMSE/PAU ITB, Jln. Ganesha No.10, Bandung 40132. Acara ini diselenggarakan oleh Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ITB beserta Direktorat Riset dan Inovasi ITB.

Dalam sesi tersebut, Prof. Loos, yang juga menjabat sebagai Presiden European Polymer Federation (2023–2025), membagikan wawasan mendalam mengenai material polimer fungsional, terobosan kimia hijau, serta membuka diskusi tentang peluang kolaborasi riset internasional.

Prof. Loos, yang pada tahun 2023 dianugerahi gelar Knight of the Order of the Netherlands Lion, memulai dengan memperkenalkan University of Groningen dan Zernike Institute for Advanced Materials (ZIAM). Ia menjelaskan ZIAM sebagai lingkungan riset lintas disiplin yang fokus pada material canggih, mulai dari material energi, material kuantum, hingga neuromorphic computing.

“Di Groningen, ilmu polimer telah berkembang kuat selama hampir 75 tahun,” ujar Prof. Loos.

Inovasi Material Fungsional dan Kimia Hijau

Dalam paparannya, Prof. Loos menyoroti dua payung utama riset di kelompoknya. Pertama adalah pengembangan block copolymers untuk material fungsional. Ia memberikan contoh pembuatan busa PVDF (polivinilidena fluorida) yang dapat menunjukkan respons magnetoelektrik.

“Material ini membuka peluang untuk perangkat memori multi-keadaan skala nano, yang disintesis memanfaatkan kontrol ujung rantai dan teknik polimerisasi presisi,” jelasnya.

Bahasan kedua, yang menarik banyak perhatian, adalah polimerisasi enzimatik sebagai pendekatan kimia hijau. Pendekatan ini bertujuan menggantikan katalis logam konvensional dengan enzim, menggunakan monomer berbasis hayati, dan meminimalkan pelarut, selaras dengan 12 Prinsip Kimia Hijau.

“Keunggulan utamanya adalah kondisi reaksi yang lunak, selektivitas yang sangat tinggi, dan kompatibilitas antarfungsi,” papar Prof. Loos. Ia menunjukkan keberhasilan metode ini dalam sintesis poli(ester) dan bahkan aplikasi 3D printing menggunakan bahan berbasis bio.

Meskipun inovatif, ia mengakui adanya tantangan industrialisasi, terutama terkait skala produksi, biaya enzim yang mahal, dan keengganan industri untuk beralih dari proses katalis logam yang sudah mapan.

Peluang Kolaborasi dan Tips Bagi Peneliti Indonesia

Prof. Loos secara khusus menekankan hubungan kuat antara University of Groningen dengan Indonesia, khususnya ITB. Ia mencatat banyak alumni program doktoral dari Indonesia yang kini sukses berkarier, baik sebagai dosen maupun peneliti.

“Kami sangat mendorong kunjungan riset jangka pendek mahasiswa Indonesia untuk menghasilkan data dan memperluas wawasan lintas budaya serta fasilitas,” tuturnya.

Bagi mahasiswa yang berminat melanjutkan studi PhD di grup risetnya, Prof. Loos memberikan pesan tegas. “Persaingan sangat ketat. Bagi pelamar dari ITB, penting menyebutkan rujukan internal (misalnya pembimbing) agar surel Anda tidak tenggelam di antara ribuan lamaran lain,” pesannya.

Ia mengingatkan mahasiswa untuk tidak menggunakan “cold email” massal dan lebih fokus menunjukkan pengalaman riset yang riil serta rasa ingin tahu yang besar—dua atribut kunci keberhasilan studi doktoral.

Menutup sesinya, Prof. Loos menekankan bahwa kolaborasi riset multidisiplin yang paling efektif sering kali tumbuh secara bottom-up, yakni dari inisiatif mahasiswa atau peneliti muda yang menemukan irisan minat, baru kemudian difasilitasi oleh pembimbing. Kuliah tamu ini diharapkan dapat memperkuat jembatan kolaborasi antara peneliti Indonesia dan Belanda di bidang material canggih.