Mendorong Kolaborasi Lintas Disiplin: DRI ITB Selenggarakan Sharing Session Vol.3 untuk Pembangunan Berkelanjutan
Bandung, 12 Juni 2025 – Direktorat Riset dan Inovasi Institut Teknologi Bandung (DRI ITB) sukses menyelenggarakan Sharing Session Vol. 3 dengan mengangkat tema krusial “Advancing Inter and Transdisciplinary Research for Sustainability and Sustainable Development”. Acara yang berlangsung pada Kamis, 5 Juni 2025, pukul 09.00 – 12.00 WIB di Ruang Auditorium, Lantai 8 Gedung CRiMSE (dahulu PAU), Kampus ITB Ganesha ini, bertujuan untuk mendorong pendekatan riset yang lebih integratif dalam menjawab tantangan keberlanjutan global.
Sesi berbagi ini menghadirkan Datu Buyung Agusdinata, Ph.D., seorang Associate Professor dari School of Sustainability, Arizona State University (ASU), USA, sebagai narasumber utama. Diskusi dipandu oleh Dr. Ir. Mariana Marselina, S.T., M.T., Associate Professor dari Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, yang bertindak sebagai moderator.
Acara ini menarik perhatian berbagai kalangan, mulai dari akademisi, peneliti, hingga perwakilan dari instansi pemerintahan. Peserta dibagi menjadi lima kelompok diskusi aktif, yang terdiri dari individu-individu kunci dari berbagai lembaga seperti Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jabar Kementerian PU, Dinas Lingkungan Hidup Kota dan Kabupaten Bandung, Bappeda Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta berbagai fakultas di ITB (FTMD, FTSL, FTI, SITH, FSRD, FMIPA). Turut hadir pula peneliti dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan perwakilan dari startup ReservoAir yang dikelompokan menjadi lima kelompok yaitu:
Grup 1
1. Rizal Chairul Fahmi
(Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jabar Kementerian PU)
2. Muhammad Thoriq Rashin Praja
(FTMD-ITB)
3. Ir. Elprida Agustina, ST., M.T.
(FTSL-ITB)
4. Dedeh Kurniasih
(FTI-ITB)
5. Raden Gumilar Hadiningrat, S.S.T.P.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung
6. Ahmad Fauzi
(SITH-ITB)
7. Arum Kartikaningbudi
Design Leadership ITB
(FSRD-ITB)
8. Wicky Syailendra
(FSRD-ITB)
Grup 2
1. M. Naufal Dhiaulhaq
(FTMD-ITB)
2. I.G.A.N. Bagus Dhiva Citrajaya
(FTMD-ITB)
3. Koichi Ayabe
(FTSL-ITB)
4. Meirina Triharini, S.Ds., M.Ds., Ph.D
(FSRD-ITB)
5. Krisna Eka Pratama
(FSRD-ITB)
6. Dr. Ir. Taufiq Mulyanto, S.T., DEA
(FTMD-ITB)
7. Yulie Budiasih, S.T.,M.Sc.
(Dinas Lingkungan Hidup Jabar Konservasi lingkungan dan keanekaragaman Hayati)
Grup 3
1. Reyhan Radityo
(FTSL-ITB)
2. Dr. Merri Jayanti
(Peneliti Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN)
3. Dr. Rahmat Romadhon, S.T., M.T.
(FTI-ITB)
4. Muhamad Rakha I.P.
(FTMD-ITB)
5. Akeyla Reshad K.
(FTMD-ITB)
6. Dita Ardiyanto
(FTMD-ITB)
Grup 4
1. Hafizh Nazhar Pahlevi, S.T., M.M.
(Bappeda Pemerintah Provinsi Jawa Barat)
2. Dr.Eng. Ir. Firman Bagja Juangsa, S.T., M.Eng.
(FTMD-ITB)
3. Sasa Sabrina Farah Salsabilla
(ReservoAir-Start up FTSL-ITB)
4. Dr. Eng. Gea Fardias Mu min, S.T., M.T.
(FTMD-ITB)
5. Ryuki Kawata Sukami Nasution
(FTMD-ITB)
6. Deva Lazuardi Prabantoro
(FTMD-ITB)
7. Dr. rer. nat. Rino Rakhmata Mukti
(FMIPA-ITB)
8. Kirana Alfiani
(FSRD-ITB)
Grup 5
1. Edward Suhendra, S.T., M.Si
(Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung)
2. Arifsani Amirrul Rasyidhin
(FTMD-ITB)
3. Muammar Qadafi
(Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih BRIN)
4. Salsabila Alfi Rizq Putri
(FSRD-ITB)
5. Agusto Theodorus Rangga
(FTMD-ITB)
6. Lintang Nugrahaning Mukti
(FTMD-ITB)
7. Zahran Aris Athaillah
(FTMD-ITB)
Diskusi dan workshop membahas isu penting seperti:
– Food Waste
– Water-Energy-Food Nexus
– Climate Change Adaptation
– Flood Risk Management
– Water Pollution
Urgensi Riset Inter- dan Transdisipliner
Dalam paparannya, Datu Buyung Agusdinata menekankan bahwa isu keberlanjutan dan pembangunan berkelanjutan tidak bisa lagi didekati secara sektoral. “Riset keberlanjutan seharusnya ditentukan oleh masalah yang ingin dipecahkan, bukan semata-mata oleh batasan disiplin ilmu,” ujarnya, mengutip William C. Clark. Hal ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan ilmu yang terintegrasi.
Datu menjelaskan tiga pendekatan keilmuan utama:
- Multidisipliner: Kolaborasi bidang ilmu yang berjalan paralel tanpa integrasi mendalam.
- Interdisipliner: Integrasi aktif antar disiplin dalam merumuskan dan memecahkan masalah.
- Transdisipliner: Kolaborasi antara akademisi dan pemangku kepentingan non-akademik (masyarakat, pembuat kebijakan, sektor swasta) untuk menciptakan solusi nyata di dunia nyata.
Sebagai contoh, Datu memaparkan proyek riset transdisipliner yang melibatkan ilmuwan, nelayan lokal, dan pembuat kebijakan dalam menjaga kesehatan terumbu karang. Pendekatan ini berhasil menggabungkan model ilmiah dengan pengetahuan lokal dan tata kelola kebijakan, menghasilkan strategi yang kontekstual dan aplikatif.
Transformasi Sistemik dan Studi Kasus ASU
Riset inter- dan transdisipliner, menurut Datu, tidak hanya berorientasi pada pengetahuan baru, tetapi juga pada transformasi sistemik—perubahan besar dan menyeluruh pada sistem sosial, ekonomi, maupun lingkungan. Arizona State University (ASU) disebut sebagai pionir dalam mendesain struktur organisasi yang mendukung riset lintas disiplin, mengintegrasikan berbagai bidang ilmu, termasuk humaniora, etika, dan sosial, untuk mengatasi tantangan kompleks seperti kesehatan, energi, dan pembangunan berkelanjutan.
Agenda dan Diskusi Penting
Workshop ini secara spesifik bertujuan untuk:
- Mengidentifikasi tantangan keberlanjutan di tingkat regional (Jawa Barat), nasional, ASEAN, dan global.
- Mengeksplorasi kontribusi berbagai disiplin ilmu serta peran pemangku kepentingan eksternal.
- Merancang agenda riset bersama dan peta jalan kolaborasi riset inter- dan transdisipliner.
Peserta diajak untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti tantangan keberlanjutan paling mendesak, pertanyaan riset yang memiliki dampak sosial dan lingkungan tinggi, serta cara melibatkan masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta dalam proses penciptaan solusi. Topik-topik penting yang dibahas dalam diskusi kelompok dan workshop meliputi Food Waste, Water-Energy-Food Nexus, Climate Change Adaptation, Flood Risk Management, dan Water Pollution.
Diharapkan, hasil dari workshop ini akan mencakup prioritas riset bersama yang lintas disiplin dan lintas sektor, terbentuknya kemitraan strategis antara akademisi dan non-akademisi, serta pembentukan tim koordinasi untuk tindak lanjut kegiatan kolaboratif.
“Riset inter- dan transdisipliner merupakan pendekatan masa depan dalam menghadapi tantangan global,” tutup Datu. Universitas, lembaga riset, dan pemangku kepentingan eksternal diharapkan dapat menyatukan visi dan langkah untuk menciptakan solusi yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga bermakna secara sosial dan berkelanjutan.
Youtube: https://youtu.be/zt7vMgVjLJI