Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Riset Peneliti Unggul dan Equity
Rapat Koordinasi Pelaksanaan Program Riset Peneliti Unggul dan Equity diselenggarakan pada hari Rabu, 22 Oktober 2025, mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai, bertempat di Ruang Auditorium Lantai 8, CRiMSE/PAU. Acara ini dipandu oleh Kepala Subdirektorat Program, Monitoring, dan Evaluasi DRI ITB, Noviyanti, A.Md., S.M.

Pengantar dan Paparan dari Pimpinan DRI ITB
Acara diawali dengan sambutan pengantar dari pimpinan Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) yang diwakili oleh Deputi Direktur Bidang Pengembangan Pusat/Pusat Penelitian/Pusat Unggulan Ilmiah (PUI), Dr. Grandprix Thomryes Marth Kadja, M.Si.
Dr. Grandprix menyampaikan sambutan selamat datang kepada para peneliti yang hadir dan mendapatkan pendanaan riset skema Equity. Beliau mengucapkan terima kasih atas kehadiran yang cepat karena surat undangan baru dikeluarkan pada hari Senin. Pertemuan ini merupakan koordinasi awal (kick-off) pelaksanaan riset.
Jumlah proposal yang didanai melalui skema ini berkisar antara 120 hingga 130, dari total lebih dari 400 proposal yang masuk, menunjukkan antusiasme riset dan inovasi yang tinggi di kalangan dosen dan peneliti ITB. Dr. Grandprix mewakili Direktur Riset dan Inovasi, Pak El Fahmi, yang berhalangan hadir karena mengajar.

Beliau menjelaskan bahwa kegiatan riset Equity, atau kegiatan Equity secara global, dikelola oleh gugus tugas yang disebut Tim Peningkatan Rekognisi Internasional (TPRI) ITB. Oleh karena itu, skema pendanaan ini mencakup riset dan non-riset (seperti pascadoktor dan summer course). Pengelolaan khusus untuk skema riset berada di bawah DRI, tetapi secara global melibatkan multiunit di bawah TPRI, termasuk DRI, DPMK, serta Satuan Penjaminan Mutu (SPM) yang diketuai oleh Pak Supri, yang juga Ketua TPRI.
Penelitian Equity bersifat lintas tahun dan akan berakhir pada Juli 2026. Meskipun demikian, ada aspek teknis yang perlu diselaraskan. Contohnya, belanja yang dilakukan pada 2025 harus dipertanggungjawabkan pada tahun yang sama, tidak bisa dialihkan ke 2026. Hal ini untuk memastikan pelaksanaan proyek, termasuk riset, berjalan sesuai tata kelola dan aspek finansial yang hati-hati (prudent) sebagai sebuah institusi. Diharapkan pertemuan ini dapat menyamakan pemahaman agar penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan pencairan dana berjalan lancar demi ketercapaian substansi riset.
Beliau menambahkan informasi penting mengenai termin pencairan dana: skema ini menggunakan proporsi 80% dan 20% (berbeda dari skema umum 70-30). Termin kedua (20%) hanya akan dicairkan jika termin pertama (80%) sudah diserap dan dipertanggungjawabkan. Jika penyerapan termin satu tidak mencapai 80%, sisa 20% tidak akan dicairkan. Dr. Grandprix menekankan agar riset berjalan dengan baik, sambil tetap menjaga aspek tata kelola dan kehati-hatian (prudence) kegiatan. Beliau menutup sambutan dengan mempersilakan peserta jika ada pertanyaan yang bisa disampaikan langsung kepada tim atau melalui pesan pribadi.

Pemaparan dari Tim Penguatan Rekognisi Internasional ITB (TPRI ITB)
Pemateri selanjutnya adalah tim TPRI ITB, yaitu Prof. Dr. Eng. Suprijadi, M.Eng. dan Dr.Eng. Ir. Paramashanti, S.T., M.T.
Paparan dari Prof. Dr. Eng. Suprijadi, M.Eng.
Prof. Suprijadi mewakili tim TPRI, yang tujuannya adalah meningkatkan rekognisi internasional ITB. Beliau menjelaskan bahwa program Equity memiliki dua skema utama, salah satunya terkait riset yang dititipkan pengelolaannya ke DRI. Program global ini dibagi menjadi empat kelompok besar: penelitian inovasi unggul, pengembangan staf, pendidikan dan masyarakat, serta promosi branding. Anggaran total yang diterima ITB untuk keseluruhan program adalah Rp75,6 miliar, dan sebagian besar (minimum 50%) dialokasikan untuk penelitian.
Setiap kegiatan riset diharapkan memiliki keterkaitan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), untuk menghubungkannya dengan sistem pemeringkatan (THM dan QS). Terdapat dua skema riset yang mensyaratkan H-Index khusus, sementara yang lain tidak. Beliau juga menyebutkan bahwa masih ada satu program yang belum diumumkan, yaitu riset kolaborasi (A31 dan A32), yang melibatkan perguruan tinggi lain. Prof. Suprijadi memohon maaf kepada tim DRI karena harus menyiapkan sekitar 120-an aktivitas riset dalam waktu yang singkat di akhir tahun.
Beliau mengingatkan kembali bahwa kegiatan ini berlangsung lintas tahun hingga Juli 2026, dan target luaran publikasi setidaknya sudah submitted (diajukan) di akhir kegiatan, yaitu Juli 2026. ITB mengalokasikan 54% dari total dana Rp75,6 miliar untuk riset.
Terkait tahap pencairan 80%-20%, Prof. Suprijadi mengharapkan 80% dana termin pertama dapat diserap paling lambat Maret (atau lebih baik Februari) 2026. Hal ini penting karena ITB tidak dapat menagih 20% termin kedua dari LPDP jika penyerapan 80% belum tercapai secara total, yang akan berdampak pada semua peneliti. Batas waktu pelaporan final tidak dapat ditunda (yaitu pada Agustus), dan ada pesan dari Rektor agar tidak ada dana yang dikembalikan. Beliau juga menyampaikan bahwa dana dari LPDP ke ITB ditargetkan cair minggu ini atau minggu depan, dan akan segera dicairkan ke peneliti berdasarkan RAB yang detail. Penyusunan RAB menjadi sangat mendesak.

Paparan dari Dr.Eng. Ir. Paramashanti, S.T., M.T.
Dr.Eng. Ir. Paramashanti, S.T., M.T. atau lebih akrab dipanggil Dr. Santi, sebagai anggota TPRI, menyampaikan bahwa tujuan utama pertemuan hari ini adalah persiapan pelaporan. Pelaporan kemajuan kegiatan dan penggunaan dana akan dilakukan setiap bulan secara terkoordinasi, di mana tim TPRI akan melakukan input ke sistem berdasarkan informasi dari seluruh pelaksana kegiatan, baik riset (proporsi terbesar, 54% dari Rp75,6 miliar) maupun non-riset.
Kontrak program sebetulnya sejak sekitar Agustus, tetapi pelaksanaan harus selesai sampai Juli 2026, karena Agustus 2026 akan difokuskan pada pelaporan seluruh kegiatan Equity. Pencairan dana dari LPDP ke ITB dilakukan dalam dua tahap (80% dan 20%). Tahap pertama (80%) diperkirakan sedang dalam proses pencairan minggu ini. Dr. Santi menggarisbawahi lagi bahwa 20% baru akan cair jika laporan penggunaan dana 80% telah dilakukan, dan laporan ini diminta untuk selesai Maret 2026.
Secara garis besar tahapan pelaksanaannya adalah: SPM (melalui Ketua TPRI) akan mengirim surat kepada Wakil Rektor Urusan Riset dan Kewirausahaan (WRURK) untuk pengalihan anggaran ke DRI. Kemudian, anggaran akan dialihkan sesuai permintaan dalam bentuk Uang Muka Kerja (UMK). Peneliti diminta menyampaikan RAB detail, memisahkan kebutuhan belanja hingga akhir 2025 (karena ada tutup buku) dan untuk tahun 2026.
Yang perlu diperhatikan adalah pelaporan diminta maksimum tanggal 25 setiap bulannya melalui link yang disediakan, mencakup persentase progres dan penggunaan anggaran. Tim DRI (didukung DPMK) akan merekap laporan untuk disampaikan ke TPRI maksimum tanggal 27, karena ITB harus melapor ke RISPRO maksimum tanggal 30.
Format laporan kemajuan bulanan mencakup:
-
- Capaian luaran dalam persentase, sesuai dengan proposal yang diajukan.
- Penjelasan detail luaran.
- Ringkasan penggunaan dana termin satu (80%).
- Bukti-bukti pelaksanaan program (foto, dokumen, dll.) setiap bulan, agar tidak menumpuk.
- Rencana tahap selanjutnya.
Template penggunaan dana juga disediakan, dengan catatan bahwa belanja pegawai (gaji) tidak diperbolehkan untuk Equity (hanya honor asisten, belanja barang habis, dan jasa).
Terkait pencairan UMK, akan ada dua termin: termin satu untuk November-Desember 2025, dan termin dua untuk kegiatan 2026. Pengajuan RAB detail dan Rencana Kegiatan mengikuti jadwal yang ketat. RAB detail harus final dan ditandatangani selambatnya 29 Oktober 2025, dan pengajuan UMK Termin 1 tahap 1 selambatnya 7 November 2025. Untuk sisa tahun 2025, diutamakan anggaran dialokasikan untuk belanja barang habis atau jasa, mengingat batas tutup buku pada 12 Desember 2025. Alokasi honor disarankan untuk tahun 2026.
Catatan lain yang disampaikan adalah: perjalanan dinas ke luar negeri memerlukan izin Sekretariat Negara (Setneg), dan untuk ISN diharapkan menggunakan paspor dinas. Luaran publikasi jurnal wajib mencantumkan acknowledgement (ucapan terima kasih/pengakuan). Peneliti juga harus mengunggah laporan penggunaan dana dan laporan bulanan ke dalam folder program masing-masing pada link yang tersedia.
Tanya Jawab dan Diskusi
Sesi dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi yang melibatkan peserta penerima program riset Equity, di antaranya Pramudita Satria Palar, S.T., M.T, Ph.D. (FTMD), Dr. rer. nat. Suliskania Nurfitri, S.Si., M.Si. (FITB), Galang Adira Prayoga (mewakili Prof. Ir. Emir Mauludi Husni, M.Sc., Ph.D.), dan Dr. Eng. Muhammad Haris Mahyuddin, S.T., M.Eng. (FTI) sebagai penanya terakhir.
Acara ditutup oleh Kepala Subdirektorat Program, Monitoring, dan Evaluasi DRI ITB, Noviyanti, A.Md., S.M.

Kesan Peserta
“Kesan saya terhadap riset ini sangat positif. Program ini merupakan riset yang sangat baik dengan dukungan pendanaan yang cukup besar. Biasanya, pendanaan riset di ITB berada pada kisaran seratus lima puluh juta rupiah, namun kali ini kami memperoleh dukungan hingga tiga ratus juta rupiah. Harapannya, pendanaan ini dapat mendorong kami untuk menembus publikasi di jurnal-jurnal bereputasi tinggi.
Kami juga berkomitmen untuk menargetkan publikasi di jurnal Top Tier 10%. Saya berharap riset ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan peringkat ITB di QS Ranking, sekaligus memperkuat kapasitas para peneliti, khususnya peneliti muda, agar mampu berkompetisi dan menembus jurnal internasional berkualitas di kategori Top 10%.”
Ujar Dr. Eng. Muhammad Haris Mahyuddin, S.T., M.Eng. (FTI), penerima pendanaan Riset EQUITY dengan skema Riset Internasional Unggul Top Tier 10% dan Q1 usai menghadiri rapat koordinasi pelaksanaan Program Riset Peneliti Unggul dan Equity.
