Sharing Session Vol. 2 DRI ITB: Bangun Kekuatan Bersama untuk Riset Mendunia
Bandung – Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali menggelar acara inspiratif bagi para insan risetnya. Direktorat Riset dan Inovasi (DRI) ITB sukses menyelenggarakan Sharing Session Volume 2 pada Rabu (8/5/2025) dengan mengusung tema krusial: “Ekosistem Kuat dalam Menghasilkan Kinerja Riset Unggul untuk Universitas Kelas Dunia (WCU)”. Suasana hangat dan penuh semangat diskusi terasa di Amphitheater Gedung CRiMSE, Kampus ITB Ganesha, tempat acara berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB.
Pembukaan Acara dan Sambutan
Acara dibuka dengan sapaan hangat dari Dr. rer. nat. Rino Rakhmata Mukti, Asisten Direktur Bidang Riset DRI ITB, yang bertindak sebagai moderator. Selanjutnya, Prof. Dr. Elfahmi, S.Si., M.Si., selaku Direktur Riset dan Inovasi ITB, memberikan sambutan yang penuh makna.
Dalam sambutannya, Prof. Elfahmi tak lupa menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh peserta yang hadir, mulai dari para dosen, peneliti, hingga berbagai pihak yang memiliki perhatian besar terhadap perkembangan riset di ITB. Beliau juga menyoroti pemanfaatan ruang Amphitheater sebagai ruang diskusi riset yang nyaman dan produktif, sebuah cerminan dari semangat kolaborasi yang ingin terus dibangun demi mencapai kinerja riset yang unggul.
Lebih lanjut, Prof. Elfahmi menjelaskan urgensi dari Sharing Session kali ini, terutama dalam konteks perubahan struktur di bawah Wakil Rektor Riset dan Inovasi (WRRI) yang kini menaungi DKST, DRI, dan DPMK. Tujuannya jelas, yaitu menciptakan alur riset yang lebih sistematis dan menghindari tumpang tindih. Ke depannya, seluruh kegiatan riset akan terkoordinasi di bawah DRI, sebuah langkah strategis untuk memperkuat ekosistem riset ITB secara keseluruhan.
Tak hanya itu, Prof. Elfahmi juga memaparkan upaya DRI dalam mengoptimalkan pendanaan riset, baik dari sumber internal maupun eksternal. Beliau mencontohkan program Kampus Berdampak yang baru saja diluncurkan pada 2 Mei 2025 dengan dukungan pendanaan dari LPDP, serta berbagai inisiatif kerja sama internasional dengan perguruan tinggi dan industri global.
Visi besar DRI tidak hanya sebatas mengelola administrasi dan pendanaan riset. Lebih dari itu, DRI memiliki ambisi untuk membangun ekosistem riset yang kokoh, multidisiplin, dan berkelanjutan. Hal ini dianggap krusial mengingat peran penting ITB dalam membawa nama baik Indonesia di kancah global. Salah satu target ambisius yang dicanangkan adalah membawa ITB menembus peringkat 150 besar dunia, sebuah lompatan signifikan dari posisi saat ini di angka 256. Untuk mencapai target tersebut, ITB membutuhkan 300.000 sitasi pada tahun 2030, sebuah tantangan yang membutuhkan kerja keras mengingat saat ini jumlah sitasi baru mencapai sekitar 27.000.
Untuk mewujudkan visi tersebut, DRI telah merancang beberapa strategi utama, antara lain menumbuhkan pola pikir kolektif tentang riset unggul, meningkatkan publikasi di jurnal-jurnal bereputasi tinggi (Q1), serta mendorong partisipasi aktif dosen muda dalam riset melalui forum khusus dan pendampingan dari para senior. DRI juga memberikan penekanan khusus pada dukungan bagi dosen-dosen muda agar tetap termotivasi dan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap reputasi akademik ITB melalui lingkungan dan ekosistem yang kondusif.
Paparan Narasumber: Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, M.S.EE, Ph.D.
Sesi selanjutnya menghadirkan narasumber utama yang sangat inspiratif, Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, M.S.EE, Ph.D., seorang Guru Besar dari Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB. Dalam paparannya, Prof. Hermawan berbagi refleksi mendalam mengenai pengalamannya di dunia riset. Beliau menekankan adanya perbedaan signifikan antara konteks dan budaya riset saat ini dibandingkan dengan masa lalu. Beberapa poin penting yang beliau sampaikan meliputi pemahaman tentang ekosistem riset unggul, pentingnya kinerja riset unggul, peta riset unggul baik di tingkat global maupun Indonesia, budaya akademik dan reputasi riset, peran krusial kelompok peneliti, serta kesimpulan strategis untuk memajukan riset.
Prof. Hermawan juga mengupas tuntas komponen-komponen penting dalam ekosistem riset unggul, yang meliputi Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas riset yang memadai, pendanaan yang berkelanjutan, tata kelola riset yang efektif, serta atmosfer akademik yang kondusif. Beliau juga mengidentifikasi karakter SDM riset unggul, yang tidak hanya terbatas pada dosen dan mahasiswa, tetapi juga melibatkan teknisi dan tenaga kependidikan yang kompeten, memiliki semangat tinggi, daya juang, fokus, dan visi yang jelas. Tak kalah penting adalah keberadaan pemimpin riset yang mampu mendistribusikan beban kerja secara efektif dalam kelompoknya.
Dalam paparannya, Prof. Hermawan juga menyoroti pentingnya data kinerja riset, seperti h-index, jumlah sitasi, dan keberadaan role model yang dapat menginspirasi. Beliau juga menekankan pentingnya membangun kelompok riset yang solid serta jejaring kolaborasi yang luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sesi Diskusi dan Tanya Jawab
Sesi diskusi dan tanya jawab setelah paparan Prof. Hermawan berlangsung sangat interaktif dan antusias. Beberapa pertanyaan menarik dilontarkan oleh para peserta, di antaranya:
- Dr.Eng. Firman Bagja Juangsa (FTMD ITB) menanyakan strategi pembentukan kelompok riset yang efektif untuk memperkuat sinergi penelitian.
- Dr. Khoirul Muslim (FTI ITB) menggali lebih dalam mengenai strategi publikasi berkualitas dalam skema pendanaan Kampus Berdampak.
- Dr. Ernawati Arifin Giri-Rachman mengangkat tantangan dalam kolaborasi internasional, terutama terkait pembagian kontribusi dan perbedaan fase kerja antar mitra.
- Prof. Dr. rer. nat. Sophi Damayanti bertanya mengenai cara mengelola konflik dalam kolaborasi riset dan menjaga produktivitas ilmiah bagi dosen yang juga mengemban jabatan struktural.
Penutupan dan Rangkuman
Menutup acara, Dr. Rino merangkum poin-poin penting yang disampaikan oleh Prof. Hermawan, yaitu pentingnya menjadi insan kreatif dengan ambisi yang terarah, perlunya kolaborasi dan kemampuan berbagi peran dalam kelompok riset, serta keberanian untuk menjadi garda terdepan dalam riset yang berdampak nyata dan strategis, bukan hanya sekadar publikasi di jurnal bereputasi.
Acara Sharing Session Vol. 2 ini diakhiri dengan sesi foto bersama seluruh peserta sebagai bentuk kebersamaan dan apresiasi. Selain itu, DRI juga memberikan token of appreciation kepada Prof. Hermawan yang diserahkan oleh Dr. Rino, didampingi oleh Prof. Sophi Damayanti selaku koordinator kemitraan yang selama ini aktif memfasilitasi berbagai bentuk kolaborasi riset di ITB. Semangat kolaborasi dan optimisme untuk mewujudkan riset unggul menuju universitas kelas dunia tampak jelas terpancar dari acara ini.